Kelapa Sawit

Kelapa Sawit Merupakan Jenis Tanaman Penghasil Minyak Bagi Kebutuhan manusia. Minyak kelapa sawit adalah tanaman industri yang digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan minyak goreng, minyak industri dan bahan bakar. Kelapa sawit ini memainkan peran penting dalam industri minyak, yang dapat menggantikan kelapa sebagai sumber bahan baku. Perkebunan membawa keuntungan besar, mengubah banyak hutan dan perkebunan tua menjadi perkebunan kelapa sawit. 

Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia, distribusinya ada di wilayah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Ada beberapa jenis kelapa sawit, yaitu E. guineensis Jacq., E. oleifera dan E. odora. Varietas atau jenis kelapa sawit dikelompokkan berdasarkan dua karakteristik, ketebalan endokardium dan warna buah. 


Kelapa Sawit


Karena ketebalan endokarpnya, kelapa sawit dibagi menjadi tiga varietas, yaitu dura, pisifera dan tenerife, sedangkan minyak sawit diklasifikasikan menjadi tiga varietas berdasarkan warna buah, yaitu nigrescens, virescens, dan albescens. Secara umum, kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah-buahan. Sebagian dari minyak kelapa sawit yang diolah adalah buah-buahan

A. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit


Minyak kelapa sawit umum di semak-semak dengan berbagai jenis tanah, misalnya. Podzolik, latosol, hidromorf abu-abu, aluvial atau regosol, tanah gambut sapric, dataran pesisir dan muara. Jenis tanah ini mempengaruhi tingkat produksi kelapa sawit, dengan produktivitas kelapa sawit yang tumbuh di tanah Podolian lebih tinggi daripada tanah berpasir dan gambut. Minyak kelapa sawit kurang optimal ketika ditanam di Jawa karena jenis tanahnya tidak cocok untuk jenis tanah yang mendukung pertumbuhan pohon kelapa sawit. Suhu optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 24-28 ° C pada ketinggian 1-500 m di atas permukaan laut. dan kelembaban 80-90%. Kecepatan angin optimal adalah 5-6 km / jam, dengan kecepatan angin membantu penyerbukan bunga kelapa sawit. 


Minyak kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang sangat tinggi, yang berkisar antara 1500 hingga 4000 mm per tahun. Jumlah presipitasi mempengaruhi jumlah daun yang dihasilkan oleh kelapa sawit. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku berbunga dan produksi buah sawit. Kebutuhan akan iradiasi kelapa sawit berada pada kisaran normal 5-7 jam / hari, sehingga perkebunan kelapa sawit dijaga pada jarak 9x9 meter sehingga setiap tanaman mendapat cukup cahaya.

B. Memilih Biji Kelapa Sawit

Setelah memenuhi persyaratan untuk budidaya kelapa sawit, langkah selanjutnya adalah menggunakan bibit sawit berkualitas tinggi. Dulul-Dulur dapat mencari benih kelapa sawit melalui agen pemerintah atau langsung melalui bisnis benih pertanian terdekat.
Namun, pastikan benih yang terentang memilih bibit unggul. Berikut ini adalah karakteristik bibit kelapa sawit unggul:

1. Tunas putih

Hal pertama yang harus dilakukan adalah meregangkan kuncup. Bibit kelapa sawit unggul memiliki tunas normal dan warna putih bersih. Jika bibit kelapa sawit berwarna kecoklatan atau bahkan kehitaman, harus sangat dini untuk mencurigai bahwa bibit kelapa sawit bukan bibit unggul.

2. Daun Melebar
Bibit kelapa sawit unggul memiliki daun lebar yang tidak berkerut. Bibit kelapa sawit unggul tidak memiliki daun keriting.

3. Kulit Hitam
Bibit kelapa sawit unggul memiliki cangkang yang berwarna hitam pekat. Selain itu, cangkang bibit sawit bagian atas tidak memiliki retakan atau kerusakan.

4. Kondisi Akar
Akar bibit sawit unggul tidak terlalu panjang. Akar pada bibit sawit unggul memiliki panjang 2 hingga 3 cm. Selain panjang akar, kondisi akar biji sawit unggul terlihat segar dan tidak kering. Memiliki warna kandidat akar kekuningan mendekati hijau.

5. Kondisi Bibit Sawit
Kondisi bibit sawit unggul pendek dan gemuk. Karena batangnya pendek dan gemuk, mereka jauh lebih kuat dibandingkan dengan batang tinggi dan tipis. Secara umum, bibit sawit besar dan tipis mudah patah sebelum memasuki pertumbuhan. Selain itu, ukuran batang dalam bibit sawit berkualitas tinggi adalah antara 2 dan 3 meter.

B. Pemilihan  Lahan

Pola penanaman kelapa sawit harus diperhitungkan karena terkait dengan efektivitas penggunaan lahan. Pola penanaman segitiga sama sisi adalah pola penanaman paling efektif di daerah datar, sehingga di daerah yang kasar untuk mempertahankan populasi hektar dengan mempertimbangkan kesuburan tanah. Karena kelapa sawit saat ini sedang ditanam secara luas di pinggiran, upaya khusus diperlukan untuk "menyuburkan" tanah kembali. Penggunaan pembersih lantai biologis sangat dianjurkan, karena ini mempercepat proses remediasi dan revitalisasi area periferal. Dosis konsumsi adalah 10 kg / ha atau sekitar 75 g / staples diberikan ke lubang tanam.

C. Proses Menanam

Untuk budidaya kelapa sawit, tidak ada waktu tanam standar, yang bisa dijadikan pedoman. Jadi waktu yang tepat untuk menanam kelapa sawit adalah ketika usia bibit kelapa sawit siap untuk ditanam dan luas lahan tersedia.

D. Pemeliharan Budidaya Kelapa Sawit

Sekali tanam kelapa sawit juga harus dijaga agar produksi kelapa sawit optimal. Ada tiga prosedur perawatan untuk menanam kelapa sawit:

1. Menjahit dan menipis
Jika ada benih dengan pertumbuhan abnormal, penyakit atau bahkan kematian, bibit kelapa sawit perlu disulam. Penanaman kembali terjadi pada usia 10 hingga 14 bulan.

2. Pembersihan Rumput Liar
Penyiangan adalah penyiangan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kelapa sawit. Weed adalah tanaman pengganggu yang dapat menyerap nutrisi dan makanan pokok tanaman kelapa sawit sehingga tanaman kelapa sawit tidak tumbuh optimal. Maka Anda harus mengontrol gulma dengan benar.

4. Pemupukan Kelapa Sawit
Pemupukan kelapa sawit adalah kegiatan konservasi penanaman kelapa sawit, yang bertujuan untuk menyediakan makanan bagi tanaman kelapa sawit. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan dengan cara yang baik agar budidaya kelapa sawit dapat dimaksimalkan. Pemupukan kelapa sawit juga tergantung pada umur dengan setengah dosis pupuk kimia plus pupuk.

E. Mengatasi Hama Dan Penyakit

Hama dan penyakit adalah hambatan bagi para praktisi di pertanian kelapa sawit. Hama dan penyakit dapat menyebabkan minyak sawit tidak diproduksi secara optimal dan bahkan minyak sawit tidak dapat dipanen. Berikut adalah hama dan peyankit yang menyerang tanaman kelapa sawit.

A. Hama Pada Kelapa Sawit


1. Ulat
Ada begitu banyak jenis ulat, tetapi secara umum, ulat yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah larva hama dan ulat. Ulat dan ulat suci menyusup ke bagian daun kelapa sawit. Serangan ulat ini dapat membentuk daun berlubang sampai daun habis hanya menyisakan daun tulang. Tentu saja, ini dapat mengurangi produktivitas pertumbuhan kelapa sawit hingga 60%. Jika jumlah ulat mencapai 5 hingga 10 / pelepah, itu harus dikontrol karena mereka telah memasuki populasi kritis.


2. Hama Kumbang
Secara umum, hama kumbang diserang tanaman kelapa sawit, yaitu badak Oryctec. Kumbang ini menjadi hama kelapa dalam fase larva. Selama fase larva, kumbang memakan daun muda, yang dalam kondisi matang memiliki bentuk segitiga. Hama kumbang ini dapat mengurangi produksi jumbai buah segar (TBS) hingga 69% di tahun pertama. Pengendalian hama kumbang dapat dilakukan dengan feromon sebagai ekstraktor serangga. Kemudian bug yang dikumpulkan dapat dibunuh secara langsung.

3. Hama Tikus
Hama tikus yang menyerang budidaya kelapa sawit adalah tikus pohon (Rattus tiomanicus). Tikus mengebor lubang di buah yang sudah masak.
Pengendalian hama tikus dapat menggunakan musuh alami tikus itu sendiri, burung hantu (Tyto alba). Kontrol musuh alami hama tikus adalah metode yang efektif dan ekonomis untuk memerangi hama tikus.

B. Penyakit Pada Kelapa Sawit


1. Penyakit akar / busuk akar
Penyakit akar atau penyakit ledakan disebabkan oleh jamur / jamur Rizoctonia lamellifera dan Phytium sp. Penyakit ini mempengaruhi sistem akar tanaman kelapa sawit, yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. Ketika akar tanaman membusuk, fungsi akar tidak optimal. Hal ini dapat menyebabkan tanaman kelapa sawit tumbuh tidak normal dan akhirnya mati. Untuk mencegah busuk akar, kultur kelapa yang baik harus dilakukan. Ikuti jalan pertanian kelapa sawit di artikel yang kami sediakan.


2. Penyakit Merah Rootbill
Penyakit Dasar busuk batang atau Ganoderma disebabkan oleh jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidu dan Ganoderma pseudofferum. Penyakit ini mempengaruhi pangkal batang tanaman kelapa sawit, yang dapat menyebabkan pembusukan dan kelembutan. Penyakit busuk batang dapat menyebar ke tanaman lain ketika akarnya menyentuh tanaman yang terinfeksi. Upaya pencegahan penyakit ini adalah dengan membersihkan negara dari limbah pelapukan kayu.

F. Panen Kelapa Sawit

Langkah terakhir dalam budaya kelapa sawit adalah panen kelapa sawit. Secara umum, kelapa sawit mulai berbuah setelah usia 2,5 tahun dan matang 5,5 bulan setelah penyerbukan. Kurma dapat dipanen pada usia 31 bulan. Namun, tidak semua buah kelapa sawit dapat dipanen secara bersamaan. Jika pemetik buah bingung sebelum panen, kelapa sawit tidak akan lagi menghasilkan produk berkualitas tinggi di masa depan.


Buah kelapa sawit yang cocok untuk panen adalah buah sawit Kelompok 2 dengan karakteristik sebagai berikut:

  • Ada 5 hingga 10 tonjolan di kulitnya
  • Warna buah palem berubah dari kuning menjadi oranye
  • Hingga 25% hingga 75% buah di luar Membrondol


Oleh karena itu diharapkan stabilitas produksi terpadu budidaya kelapa sawit dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan dari awal hingga saat persiapan penanaman kembali.
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Post Terkait :
Perkebunan,Pertanian